DI SISA MASA WAKTUMU


DI SISA MASA WAKTUMU

Diposting oleh Unknown on Selasa, 18 Desember 2012


“ Awwww....” dipegangnya tangan Tere dengan penuh perasaan cemas.
“ Jangan memaksa! Jangan teruskan tingkahmu itu! Marvel berkata sambil bermuka masam.
“ Heeey aku tidak papa, ini hanya terluka sedikit, toh aku masih bisa melakukanya lagi,” jawab Tere.
“ Apa yang kau lakukan lagi? Tanganmu sudah penuh darah!” bentak Marvel.
“ Aku akan tetap melakukanya, mungkin ini persembaha
n terakhir untukmu!” seru Tere.
“ Kau ini bicara apa?” seru Marvel sambil menghentikan aktifitas Tere dan memeluknya dengan erat.
Di bawah mendung yang tebal ditemani pohon yang besar, Tere dan Marvel menghabiskan waktu dalam 2 jam. Hujan mulai menyapa mereka, tetapi mereka tak tau apa yang harus mereka lakukan, mereka tetap berpelukan dibawah hujan yang lebat.
“ Bisakah kau tinggal di sini 1 tahun lagi?” tanya Marvel.
“ Jika aku bisa bertanya kepada malaikat kapan kematianku, aku akan meminta kau untuk mempercepat waktu itu.” Jawab Tere.
“ Aku hanya ingin kau tinggal 1 tahun lagi bersamaku!” kata Tere.
“ Untuk apa? “ tanya Tere dengan penuh asa.
“ Aku akan melakukan apa yang belum bisa kamu lakukan di dunia.” Jawab Marvel.
“ Lakukan hal yang ingin kamu lakukan. Jangan bodoh melakukan hal untuk orang lain.” Seru Tere.
“ Aku bukan orang lain bagimu dan kamu bukan orang lain bagiku. Kita sudah senyawa dan sejiwa.” Marvel meyakinkan Tere.

“ Tidak! Kau akan kekal dan aku akan rapuh.” Jawab Tere dengan tegas.
“ Biarpun kau rapuh, jiwamu tetap bersamaku. Cintamu takkan hilang dariku.” Kata Marvel dengan tatapan penuh kasih sayang kepada Tere.
“ Aaaawwww.....,” Tere berusaha mengalihkan pembicaraan.
“ Lukamu sakit?” tanya Marvel.
“ Sedikit!” jawab Tere sambil memalingkan muka.
Di bawanya Tere kedalam rumah. Tere memang sudah tidak berdaya.
Semua aktivitas yang ingin dia kerjakan harus perlu bantuan orang lain. Dengan begitu Marvel memasukkan Tere kedalam rumah dengan menggendongya.
Diusapnya luka Tere dengan hati – hati dan penuh perasaan.
“ Apa kamu tidak bosan merawatku.” Kata Tete.
Marvel sempat diam sejenak tetapi tetap melanjutkan lagi membersihkan luka bekas sayatan pisau ditangan Tere tanpa menjawab sepatah katapun ucapan Tere.
“ Jika aku jadi kamu, aku akan mencari seseorang yang layak dicintai, bukan orang yang selalu merepotkanmu, dan......” belum sempat Tere melanjutkan kata – katanya terjadi sesuatu.
“ Bleeeek.....” Marvel melepas tangam Tere dan membanting kotak obat yang ada di depanya dan berlari keluar.
( Apa kamu lakukan kepadaku itu sudah cukup, aku tak mau kau slalu terbayang atas kehadiranku dihidupmu)
Tere menangis tersedu – sedu diatas sofa sambil menahan lukanya. Begitupun dengan Marvel dia duduk membelakangi pintu dan menangis mendengar perkataan Tere.
*** *** ***

Keesokan harinya Tere keluar dari kamarnya dengan kursi rodanya, kali ini tanpa bantuan Marvel. Marvel telah mempersiapkan semua makan pagi dimeja makan. Mereka berdua sarapan pagi tanpa berbicara sepatah katapun karna Marvel tau jika mereka mengobrol pasti Tere akan berkata yang tidak – tidak lagi.
“ Apa kau masih mau membersihkan lukaku?” tanya Tere .
Dengan segera Marvel mengambil kotak obat dan dengan segera dia membersihkan luka yang ada ditangan Tere.
“ Apa kau marah denganku?” tanya Tere.
Marvel hanya menggelengkan kepalanya tanpa menjawab pertanyaan dari Tere.
“ Kenapa tidak berkata?” tanya Tere lagi.
Marvel tetap diam sampai dia selesai membersihkan luka di tangan Tere.
“ Aku mau kedepan.” Pinta Tere.
Marvel segera membawa Tere keluar.
“ Kamu lihat awan putih yang cerah itu? Mereka terasa tersenyum melihatmu yang begitu hebat merawatku, bukan hanya awan yang senang melihatmu tapi burung – burung itu mereka bersautan membicarakanmu, mereka berbicara kepada temanya bahwa kamu adalah malaikatku dan temanya yang lain menjawab bukan kamu adalah supermenku. Lucu sekali kan mereka dapat bercengkrama dan bercanda dengan teman – temanya.” Tak disangka Tere telah meneteskan air matanya.
“ Aku ingin kau seperti mereka, tidak pernah cengeng!” kata Marvel.
“ Kata siapa burung tidak akan menangis jika ditinggalkan pasangannya? Mereka juga akan bersedih jika pasangan yang ada disampingnya tiba – tiba harus mati dan meninggalkannya.” Kata Tere.
Marvel memeluk Tere dan berkata,” cukup Tere cukup aku tak mau mendengar kata – katamu lagi, aku akan terus meminta kau disini, jangan patahkan seleraku Tere.”
“ Marvel aku ingin kamu melupakanku, aku hanya akan membuatmu sengsara.” Jawab Tere.
“ Tere yakini aku bahwa aku pasti akan setia, biarkan jasadmu yang pergi tapi ragamu akan tetap disini.” Jawab Marvel dengan tangisannya.
Disaat itu terjadi sesuatu yang sangat menyentuh hati Marvel, tiba – tiba Tere kehilangan konsetrasi dan pengendalian diri. Marvel semakin khawatir dengan keadaan Tere.
“ Marvel pergi! Aku takut....” tiba – tiba Tere berteriak dengan kerasnya.
“ Tere kamu kenapa?” tanya Marvel.
“ Pergi Marvel! Pergi dari sini!” jawab Tere dengan perasaan takut.
“ Tere kamu kenapa Tere? Tere jangan begini Tere....” tanyanya dengan gugup.
“ Maafkan aku, aku harus pergi!” kata Tere dengan nada pelan.
“ Kamu tidak boleh pergi apa yang ingin kamu alkukan?” Marvel memeluknya erat.
Marvel tak menyadari bahwa nafas Tere semakin terhenti.
“ Marvel waktu itu pastikan terhenti, inikah yang dinamakan perjalanan terakhir kita, jangan sesali, aku bahagia melewatinya denganmu.” Kata Tere sambil mengusap wajah Marvel.
“ Tere jangan, aku tak sanggup!” tangis Marvel disisa waktu Tere.
Tere menggeleng perlahan menutup matanya, Marvel menangis diatas wajahnya dan menjatuhinya dengan tetesan air mata.
Disaksikan awan dan burung yang bercengkrama, Tere telah hilang, mereka memberitahukan kepada teman – temanya bahwa telah berhenti usia Tere dipagi yang indah itu.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar