“ Awwww....” dipegangnya tangan Tere dengan penuh perasaan cemas.
“ Jangan memaksa! Jangan teruskan tingkahmu itu! Marvel berkata sambil bermuka masam.
“ Heeey aku tidak papa, ini hanya terluka sedikit, toh aku masih bisa melakukanya lagi,” jawab Tere.
“ Apa yang kau lakukan lagi? Tanganmu sudah penuh darah!” bentak Marvel.
“ Aku akan tetap melakukanya, mungkin ini persembaha
n terakhir untukmu!” seru Tere.
“ Kau ini bicara apa?” seru Marvel sambil menghentikan aktifitas Tere dan memeluknya dengan erat.
Di bawah mendung yang tebal ditemani pohon yang besar, Tere dan Marvel menghabiskan waktu dalam 2 jam. Hujan mulai menyapa mereka, tetapi mereka tak tau apa yang harus mereka lakukan, mereka tetap berpelukan dibawah hujan yang lebat.
“ Bisakah kau tinggal di sini 1 tahun lagi?” tanya Marvel.
“ Jika aku bisa bertanya kepada malaikat kapan kematianku, aku akan meminta kau untuk mempercepat waktu itu.” Jawab Tere.
“ Aku hanya ingin kau tinggal 1 tahun lagi bersamaku!” kata Tere.
“ Untuk apa? “ tanya Tere dengan penuh asa.
“ Aku akan melakukan apa yang belum bisa kamu lakukan di dunia.” Jawab Marvel.
“ Lakukan hal yang ingin kamu lakukan. Jangan bodoh melakukan hal untuk orang lain.” Seru Tere.
“ Aku bukan orang lain bagimu dan kamu bukan orang lain bagiku. Kita sudah senyawa dan sejiwa.” Marvel meyakinkan Tere.