DIA ( KIASAN )


DIA ( KIASAN )

Diposting oleh -_- on Rabu, 21 November 2012


Hidupnya tak pernah sesuai harapan, selalu ada pilihan yang bertentangan, atas bawah, depan belakang, tawa luka, dan apa saja itu. Semua serba terbatas, bagai burung yang tak bisa terbang bebas, hanya diam dalam sangkar dengan rantai yang melekat di kakinya, ataupun berdiri itu tak lama, di mana . . . selalu ada beban yang menimpa inginkan dia jatuh terkapar tak berdaya,,

Dia pernah berjalan diantara persimpangan jalan yang semua penuh tawa bahagia. Penuh kesan senyuman. Tanpa pernah ia berharap semua itu kan jadi sebuah kenangan, kan jadi hiasan di dinding kehidupan. Dia tak pernah harap hal itu. Dia hanya ingin tertahan disitu saja,, bagai kala tidur berhias langit di awan yang gambarkan sejuta harapan.

Ketika dia duduk termenung pejamkan mata, dia pahami semua mimpi mimpinya, yang mana dia sadar . . jika dia bagaikan berharap ada
bintang di saat hujan malam hari, imposible bukan . . . saat mendung pun bintang tak mau keluar apalagi hujan. bodoh memang, bagai orang menulis tanpa sebuah pena, atau kalau tidak bagaikan menulis di kertas dengan warna tinta serupa, yang mana 1000 pasang mata atau lebih pun tak bisa tuk membacanya apalagi menirunya. Semua hanya kata kata percuma yang terpampang jelas di depan mata. Lupakan saja.

Kini, dia hanya bersembunyi dalam hitamnya kegelapan, Terkadang dia meraba mencari cahaya , hanya untuk berkaca agar dia tak lupa siapa dirinya, namun sayang, belum bertemu pun cahaya sudah pergi entah kemana,  . . . dia( cahaya )  lari . . . lari  . . . secepat angin badai di lautan gersang, atau kalau tidak secepat mata berkedip ketika kelilipan yang mana saat membuka matanya, dia sadar . . . jika dia telah ditinggal pasangan tanpa sebuah kata perpisahan,  gambarkan Sutradara yang tak bisa mengarahkan.
Semua Sia Sia Tidak Bisa Diharapkan.

{ 0 komentar... read them below or add one }

Posting Komentar